“Gerimis Yang Romantis”
Waktu itu sudah berlalu cukup lama, tapi masih teringat
juga. Saat menghadiri sebuah acara Talk Show di tempat yang sederhana namun
menancap di pikiran cukup lama. Tempatnya di SDIT Al Uswah Surabaya, jaraknya
yang tidak terlalu jauh jadi penyemangat kenapa aku merasa harus datang kesana
setelah mendapat pemberitahuan teman via Facebook.
Dengan pembicaranya yaitu kang Abik, atau lebih dikenal
dengan Habiburahman El-Shirazy (salah tulis kah?). Seorang penulis yang kondang
di negeri ini. Walau belum pernah ku sempatkan waktu membaca salah satu
karyanya hingga kini. Entah mengapa walau sudah banyak teman sejawat yang sudah
membaca karya beliau, belum juga menarik minat untuk membaca salah satu
karyanya.
Saat itu musim penghujan sudah datang cukup lama, janji
dibuat dengan beberapa teman yang meng-insya Allah-kan akan hadir pada acara
itu. Saat itu seusai rapotan sehingga jadwal kosong. Namun, sayang beribu
sayang. Hujan hadir cukup lebat menguatkan rasa malas. Namun teringat tekad
untuk datang.
Ku menunggu kawan lain di masjid sekolah, menit berlalu
batang hidung mereka belum tampak juga. Akhirnya datang sohibku seorang diri,
yah mau bagaimana lagi tampaknya yang lain tidak jadi ikut. Cuaca belum membaik
juga jalanan masih tergenang air di sana-sini, ditambah dengan siraman air yang
tercipta dari hentakan roda mobil. Setengah celana basah, bajupun dalam keadaan
lembab, dingin merasuk ke badan. Tapi ku sadari itu adalah salah satu
kenikmatan yang tidak akan bisa dirasakan mereka yang tidak mau kehujanan.
Sesampai di tempat, acara belum juga dimulai. Bahkan 15%
kursi belum terisi. Setelah memarkirkan motor di tempat yang khas dengan musim
hujan. Kami mengmbil waktu untuk sholat. Setelah itu kembali lagi ke depan
panggung. Acara belum dimulai konsumsi yang diterima sudah habis untuk
menghangatkan tubuh. 45 menit acara lewat dengan yang ada pada banner atau
poster. Sungguh sayang…
Hingga akhirnya kang Abik datang, ku berpikir. “ini toh
penulis yang ternama itu?”. Menit berlalu acara di isi dengan lantunan irama
dari nasyid local yang mempesona, menghantarkan lirik lagu yang terkait dengan
tema.
Kang Abik pun masuk, setelah beberapa potong kata. Kutipan
yang teringat hingga kini adalah “Gerimis Yang Romantis”. Sontak dingin yang
terakumulasi dalam tubuh sejak satu jam lebih terasa hilang. Benar, saat itu
memang romantic, karena di saat hujan kami berkumpul membahas bagaimana untuk
mengekspresikan cinta. Aku dan sohibku tertawa kecil bergitu pula dengan
puluhan atau ratusan peserta lain. Atau mungkin karena saat itu pula sedang di
sapa cinta? Entahlah… haha
Saat itu aku yakin bahwa penulis yang hebat tahu kata yang
tepat untuk diucap. Sehingga bagaimana tulisannya dapat menyentuh hati ribuan
orang. Atau jika tidak maka penulis itu menulis dengan hati yang mantap.
Ekspresikan cinta itulah tema yang disajika. Bagaimana
dijelaskan bahwa cinta adalah energy yang besar. Hingga kita dapat memegang
teguh sebuah prinsip. Dan rela berbuat hal yang tidak wajar demi memegang teguh
prinsipnya. Bentuk ekspresinya dapat dilakukan dengan berkarya dan beribadah.
Singkat cerita, seusai acara yang masih disertai hujan.
Hingga kini ku berpikir. “Ya saat itu gerimisnya romantic”
Apaan ini
ya? Lebay.. haha
15 Novembr
2013
Komentar
Posting Komentar