Tentang Flat Earth
~~Bukan
artikel ilmiah, motivasi, intelektual, politik hanya sedikit pendapat yang tertuliskan
saat mempelajari Bumi. (tapi yang datar)~~
“When I orbited the
Earth in a spaceship, I saw for the first time how beautiful our planet is.
Mankind, let us preserve and increase this beauty, and not destroy it!” Yuri Gagarin
Pada
tahun 2013, ada sebuah artikel yang cukup menghebohkan mengenai dunia
pendidikan di Indonesia. Artikel tersebut berjudul “Indonesian kids don’t know
how stupid they are.” Yang ditulis oleh Elizabeth Pisani seorang WNA asal
Amerika Serikat, epidemiologis, dan juga seorang mantan jurnalis pada situs
indonesiaetc.com [1]. Singkat cerita Pisani menyampaikan betapa
memprihatinkannya intelektualitas anak-anak Indonesia berdasarkan hasil survey
PISA kala itu. Hasil survey menunjukkan posisi Indonesia berada pada paling
bawah diantara 65 negara lain dan tidak terlalu membaik pada hasil survey
selanjutnya [2].
Penulis yang kala itu masih menyandang status sebagai
siswa SMA, sedikit tidak percaya mengenai hasil survey tersebut. Karena pada
nyatanya tidak jarang olimpiade sains tingkat internasional dijuarai oleh
pemuda pemudi Indonesia. Lantas bagaimana bisa Indonesia menjadi Negara dengan
peringkat terendah pada survey PISA? Hal ini terjadi karena mereka yang berhasil
menjuarai olimpiade tingkat internasional itu bukanlah representasi utuh
pelajar di Indonesia, mungkin mereka mewakili teman-teman kita yang berada di
perkotaan dengan berbagai factor pembelajaran yang mencukupi. Namun, secara
umum pelajar Indonesia masih berada di bawah negara-negara lain dalam hal
pemahaman terhadap sains dasar.
Dan hal ini penulis lihat secara nyata ketika
akhir-akhir ini penulis mencoba memasuki forum yang membahas bumi datar [3].
Awalnya penulis tidak tertarik untuk melihat isi grup tersebut, tetapi lama
kelamaan pada pertengahan hingga akhir 2016. Perbincangan mengenai bumi datar
ini cukup mengganggu. Mulai dari komentar pada blog situs situs astronomi yang
biasa penulis kunjungi, perbincangan di warung kopi dengan teman, hingga
link-link mengenai tanggapan-tanggapan agamawan seperti Cak Nun, Buya Yahya,
Zakir Naik tentang bumi datar di media social penulis. Bahkan ‘perwakilan’
masyarakat bumi datar sempat melakukan kunjungan dan membuat petisi terhadap
Kepala LAPAN, bapak Thomas Djamaludin.
Mengenai
pemahaman bumi datar, penulis sudah
mengetahui cukup lama. Namun, pada pertengahan 2016 baru menjadi perbincangan
di media social yang penulis kira diawali dari video pada channel Youtube Flat
Earth 101. Sebenarnya cukup mengherankan apabila kita berpikir bahwa masih ada
kalangan yang berfikir bumi ini datar dan bukan sebuah planet di abad 21 [4],
dimana NASA sudah mengirim JUNO ke Jupiter, merancang misi ke MARS, Astronomi
merupakan pelajaran umum. Tapi benarkah semua itu? Mungkin ini yang akan kita
pertanyakan setelah menonton video Flat Earth 101.
Ada
banyak hal mengenai masyarakat bumi datar yang bertentangan dengan anggapan
kita semua tentang sains selama ini, diantaranya mengenai
gravitasi yang tidak nyata, satelit yang hanya pembohongan, dan semua hal
tentang luar angkasa yang selama ini penulis ketahui diklaim hanya sebuah
kebohongan. Dan bisa jadi bukan hanya bumi yang datar, tapi juga matahari dan
bulan. Bukan penulis tidak tertarik untuk membuat bantahan mengenai poin-poin yang
diajukan. Sudah banyak diskusi-diskusi “ilmiah” mengenai masyarakat bumi datar
dan argument-argumennya.
Dalam
channel youtube Vsauce yang membahas mengenai bentuk bumi datar “Is Earth
Actually Flat?” [5]. Dijelaskan bahwa fenomena-fenomena alam yang menjadi
pertanda bahwa bumi itu bulat dapat dijelaskan pula melalui pendekatan bumi
datar baik itu percepatan gravitasi, siang dan malam, hilangnya bagian bawah
kapal di laut. Dan di bagian akhir video
dijelaskan pula bahwa beberapa hal yang terjadi di alam ini bisa tidak memiliki
satu jawaban tunggal.
Yang
menjadi pertanyaan penulis adalah, apa yang terjadi bila argument-argumen
“ilmiah” masyarakat bumi datar disuguhkan kepada masyarakat Indonesia yang
menurut survey PISA menempati urutan terbawah dalam bidang sains dan
matematika?
Argument
masyarakat bumi datar dalam suatu forum dan terdapat pula di video Flat Earth
101.
Adalah
sebuah miskonsepsi yang menurut Abimbola dan Baba (1996) dalam Yusuf (2007) misconception as an idea that is clearly in
conflict with scientific conceptions and is therefore wrong. … “alternative
conception” as an idea which is neither clearly conflicting nor clearly
compatible with scientific conceptions but which has its own value and is
therefore not necessarily wrong.
Tidak
hanya di forum-forum dalam negeri (Indonesia), miskonsepsi bahkan terhadap
prinsip-prinsip dasar fisika mengenai suhu, gaya, besaran juga sering dialami
mereka yang tidak memiliki basic sains. Derek Muller host Veritasium melakukan
pemahaman tentang hal-hal sains dimulai dari miskonsepsi orang-orang [6].
Penulis sendiri sampai saat ini masih susah untuk memikirkan bahwa massa benda
tidak berpengaruh terhadap kecepatan dan percepatan jatuh benda tersebut [7].
Banyak hal yang kita kira kita tahu tapi justru berbanding terbalik
dengan apa yang terjadi. Mengenai miskonsepsi seputar bentuk bumi yang
sebenarnya. Dan hal ini telah dijelaskan dengan sesederhana mungkin di http://sakudin-fisika.blogspot.co.id/2016/11/seri-bumi-datar-ayo-kita-belajar-lagi.html
Memang
bukan hal yang mudah untuk dimengerti bahwa kita bergerak bersama gerakan
rotasi bumi, revolusi bumi, gerakan matahari, dan mungkin gerakan galaksi Bima
Sakti sementara kita merasakan diam. Beberapa ‘komentator’ sulit menerima
fenomena ini dengan analogi kita juga dapat merasa diam pada kereta yang
berkecepatan sekian, hal itu terjadi
karena kita ada di dalam kereta beda lagi apabila kita berada di luar kereta.
Kira-kira bagaimana ini?
Seperti yang penulis katakan
sebelumnya fenomena-fenomena alam yang menjadi pertanda bahwa bumi itu bulat
dapat dijelaskan pula melalui pendekatan bumi datar. Ada lagi sebuah artikel
lain yang menyatakan bahwa penolakan seseorang terhadap fakta sains tidak hanya
disebabkan oleh ketidaktahuan. Toh banyak juga orang dengan background
Matematika dan IPA yang setuju dengan pandangan masyarakat bumi datar
sebagaimana yang di klaim dalam Video Flat Earth 101, dalam artikel tersebut
dikatakan [8]
"People
treat facts as relevant more when the facts tend to support their opinions.
When the facts are against their opinions, they don't necessarily deny the
facts, but they say the facts are less relevant."
Pada akhirnya saat ini
penulis berpendapat cara berdiskusi dengan data dan cara “Ilmiah” bukan cara
yang tepat. Menurut Michael Schemer [9] langkah-langkah yang dapat kita untuk
meyakinkan seseorang saat data dan fakta gagal adalah:
1. keep emotions out of the exchange,
2. discuss, don't attack (no ad hominem and no ad
Hitlerum),
3. listen carefully and try to articulate the
other position accurately,
4. show respect,
5. acknowledge that you understand why someone
might hold that opinion, and
6. try to show how changing facts does not
necessarily mean changing worldviews.
Walaupun cara itu tidak
selalu berhasil sih… hehe
Terakhir dalam forum
masyarakat bumi datar mereka mengatakan “lebih taat” pada firman Tuhan karena
kebanyakan firman Tuhan mendukung teori bumi datar. Namun, penulis sendiri
masih berpendapat bahwa hal ini terjadi akibat ketidakmampuan untuk memadukan
antara ayat-ayat Kauniyah dan ayat-ayat Kauliyah, seperti yang dikatakan Dr.
Yasir Qadhi dalam salah satu ceramahnya mengenai teori evolusi dan islam [10].
Sumber Bacaan:
[1]
http://indonesiaetc.com/indonesian-kids-dont-know-how-stupid-they-are/ (Artikel Elizabeth Pisani)
[2]
http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/230/Overview-of-the-PISA-2015-results-that-have-just-been-Released.html (Overview test PISA 2015)
[3] http://fe101.freeforums.net/ (Forum bumi datar Indonesia, dimana salah satu postnya berisi surat
terbuka untuk Kepala LAPAN)
[4] https://en.wikipedia.org/wiki/Modern_flat_Earth_societies (Wikipedia: Modern Flat Earth Societies)
[8] http://www.sciencealert.com/researchers-have-figured-out-what-makes-people-reject-science-and-it-s-not-ignorance#.WJKNQlDaDzc.facebook
[9] https://www.scientificamerican.com/article/how-to-convince-someone-when-facts-fail/ (Artikel Michael Schemer)
[9] https://www.scientificamerican.com/article/how-to-convince-someone-when-facts-fail/ (Artikel Michael Schemer)
[11] https://data.oecd.org/
(Data PISA)
Adinsendjaja, H, Y. 2007. Identifikasi
Kesalahan dan Miskonsepsi Buku Teks Biologi SMU. Seminar Nasional Pendidikan Biologi. UPI
Komentar
Posting Komentar