Tidak Mengenal Nabi
“Barang siapa yang tidak marah ketika Nabi Muhammad (pbuh) dihina maka imannya patut dipertanyakan.”
Pernah dengar kalimat di atas? Termotivasi
meningkatkan imankah anda jika mendengar itu atau justru menjadi cikal bakal
penyakit hati?
Bagi saya pribadi tidak perlu
menunggu Nabi Muhammad (pbuh) di hina untuk mempertanyakan iman saya. Tidak
jarang saya mempertanyakan keislaman saya dan keimanan saya. Beberapa kali saya
berandai-andai ketika mendengar kajian sirah Nabi, saya tidak yakin saya bakal
memilih berada di barisan mukminin menghadapi persekusi kaum musyrik Quraisy.
*Toh keislaman saya memang “hanya”
Islam warisan, mungkin Allah (SWT) sudah tahu kalau saya dilahirkan dari
keluarga non-muslim bisa jadi saya malah tidak pernah tertarik dengan ajaran
Tauhid. Alih-alih tertarik justru saya bisa saja malah memandang rendah ajaran
Agama Islam (Naudzubillahi Min Dzalik).
Sebagaimana pada peringatan
kelahiran Nabi Muhammad 1442 H ini yang diwarnai peristiwa tidak menyenangkan
terkait penistaan sosok Nabi di Prancis. Dari beberapa artikel yang saya baca
peristiwa ini di awali salah seorang guru yang menunjukkan karikatur Nabi
Muhammad (pbuh). Guru tersebut kemudian dibunuh oleh seorang pemuda kebangsaan
Chechnya. Presiden Prancis merespon peristiwa ini dengan pernyataan yang justru
memperkeruh situasi.
Kembali ke pernyataan awal.
Mendengar berita ini apakah perasaan anda dipenuhi amarah? Kalau iya, selamat,
bagus iman anda tidak akan dipertanyakan sebagian orang.
Kalau tidak, maka mungkin anda sama dengan saya. Jujur reaksi saya biasa-biasa saja ketika mendengar berita ini. Saya langsung berpikiran jangan-jangan iman saya memang sudah luntur. Walaupun saya masih berharap reaksi saya biasa-biasa saja karena :
- Saya tidak melihat langsung hinaan (karikatur) tersebut, saya menghindari hasrat untuk melihat karikatur tersebut.
- Saya sengaja menghindari diskusi yang beredar di kolom komentar media sosial. Saya pikir ketika kita berada dalam kondisi dipenuhi amarah media sosial sama sekali bukan tempat yang baik.
- Saya pikir penghinaan kepada Nabi Muhammad (pbuh), tidak hanya terjadi satu atau dua kali. Penghinaan terdahap sosok Baginda (pbuh) sudah berlangsung sejak pertama kali ajaran Islam mulai di dakwahkan di Mekkah 14 abad lalu. Saat ini kalau tiap hari kita mencari penghina Nabi atau penghina ajarannya, niscaya kita akan temukan yang baru setiap hari. Lantas apakah tiap hari kita harus marah?
Mohon jangan disalahpahami dengan
mengatakan saya membiarkan apalagi setuju dengan penghinaan terhadap sosok Nabi
(pbuh) Naudzubillahi Min Dzalik. Namun di lain sisi saya pikir, kita
tidak akan bisa meminta semua orang untuk menghormati Baginda (pbuh).
Lantas bagaimana seharusnya kita
bersikap?
Pertanyaan itu merupakan
pertanyaan yang terlalu berat bagi saya saat ini. Mungkin beberapa tahun lalu
saya akan berpendapat kita harus mengikuti gerakan pemboikotan produk-produk
asal Prancis. Tapi sekarang jujur saya tidak tahu.
Untuk saat ini saya hanya bisa
merekomendasikan kepada diri sendiri terutama dan muslim/ah lainnya dengan background
muslim perkotaan yang memiliki dasar pendidikan agama yang minim untuk mengenal
lebih dalam mengenai Nabi (pbuh) sendiri. Saat ini saya memiliki niatan untuk
‘membaca’ ulang sirah Nabi dalam setiap fase hidup saya ke depannya. Target
saya bukan untuk menghafal nama tokoh, waktu, tempat setiap kejadian
berlangsung. Kualifikasi saya terlalu rendah untuk itu.
Pelajaran mengenai sirah Nabi
yang kita dapatkan saat Peringatan Hari Besar Islam dan pelajaran Agama pada
masa bangku sekolah jauh dari memadai untuk mendapat gambaran lengkap. Saya
berpikir setidaknya di setiap fase mulai dari fase anak-anak, remaja, kuliah,
bekerja, berumah tangga, hingga memiliki anak kita perlu ‘membaca’ ulang
sejarah Nabi secara utuh. Tentu materi yang akan diberikan dan hikmah apa yang
bisa kita dapatkan haruslah berbeda dan meningkat seiring dengan meningkatnya
usia dan cara berpikir kita.
Saya baru saja menyelesaikan seri
kajian sirah Nabi [1] di youtube oleh Dr. Yasir Qadhi, seorang cendekiawan muslim
asal Amerika. Seri ini merupakan kumpulan kajian ba’da maghrib yang beliau
adakan sejak tahun 2011 hingga 2015. Jumlah total video kajian ini berjumlah
104 video dengan total durasi mencapai 120 jam. Dimulai dari pembahasan arab
jahililah hingga penunjukan Khilafah pertama Abu Bakar r.a.
Saya tidak mengatakan pasca
menonton seri kajian sirah beliau saya menjadi lebih paham mengenai sejarah
Nabi (pbuh) daripada anda. Silahkan bertanya pada saya siapa 10 orang pertama
yang masuk Islam saja belum tentu jawaban saya benar. Pun untuk membaca buku
sirah Nabi saya sudah keburu tidak kuat dengan bahasan terkait silsilah
keluarga.
Setidaknya saya bisa mengatakan
kalau saya mendapatkan gambaran lebih menyeluruh mengenai peristiwa-peristiwa
yang terjadi. Seperti bagaimana bisa Madinah terpilih sebagai tujuan Hijrah, latar
belakang terjadinya perang Badr, ataupun bagaimana pasukan Khalid ibn Walid
bisa memecah konsentrasi pasukan Muslim di Uhud. Hal-hal seperti ini sepertinya
susah saya dapatkan jika saya hanya mendapatkan gambaran kelahiran Nabi, hijrah
ke Madinah, ataupun isra mi’raj pada kajian yang terpisah-pisah.
Menurut saya sudah seharusnya setidaknya dalam
salah satu fase hidup kita, kita mampu menyisihkan waktu untuk membaca ulang
sejarah nabi mulai dari awal hingga akhir. Apabila mengacu pada seri kajian
seerah Dr. Yasir Qadhi maka setidaknya kita harus meluangkan waktu selama 2
minggu penuh. Saya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 3 bulan untuk menyimak
seluruh kajian beliau. Setidaknya ketika menyimak kajian pada periode Madinah,
kita masih ingat apa yang terjadi pada periode mekkah.
Tentu saja tidak harus dengan
menyimak kajian Dr. Yasir Qadhi, anda bisa saja mengikuti kelas intensif
ustadz-ustadz lain, membaca buku sendiri, ataupun mengikuti kajian mingguan.
Namun membaca buku sendiri saya kira bakal melelahkan dan kita tidak bisa
langsung bertanya hal yang membingungkan bagi kita. Sedangkan kajian mingguan
bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Mengikuti kelas
intensif atau mendengarkan kajian di youtube menurut saya cukup ideal bagi
muslim perkotaan dengan pendidikan agama minim seperti saya.
Adapun alasan saya merekomendasikan kajian sirah Dr. Yasir Qadhi adalah :
- Kajian sirah Nabi beliau tersusun rapi dalam channel youtube beliau. Saya sudah beberepa kali mencoba mencari seri kajian serupa tapi beberapa yang saya temukan tidak tersusun rapi atau belum selesai (terpotong).
- Bahasan beliau komprehensif (lengkap). Misal untuk peristiwa Hijrah beliau membahas dalam 3 kali pertemuan (3 jam). Bayangkan saja normalnya kajian mengenai sirah nabi kita dapatkan maksimal selama 2 jam sebelum kita mulai lelah. Itupun tidak secara runut. Beban 100 kali tatap muka menurut saya pas untuk ‘membaca’ ulang sejarah nabi.
- Beliau tidak jarang memaparkan adanya pendapat lain sembari menerangkan kenapa beliau lebih cenderung kepada pendapat ini. Narasi lain beliau terangkan dalam nuansa akademis, sehingga tidak membuat kita marah-marah menddengar argumen kelompok lain.
- Beliau juga menerangkan sirah dengan tidak melepas realita bahwa beliau merupakan minoritas di Amerika yang hidup pada abad ke 21. Sehingga cocok bagi muslim perkotaan di Indonesia.
Tentu saja bukan berarti kajian
beliau lepas dari kritik ya. Tapi bukan ranah saya sebagai muslim dengan
pendidikan agama yang minim untuk ikut-ikutan.
Agar tidak terlalu panjang saya ingin
mengakhiri dengan mengatakan kita harus meluangkan waktu untuk mempelajari sejarah
Nabi Muhammad komprehensif setidaknya dalam salah satu fase di rentang hidup
kita. Bukan untuk menngingat seluruh peristiwa, tokoh, tempat, dsb atau untuk menjadi ahli sejarah. Tapi minimal untuk merefleksikan kepada diri kita sendiri, kenapa kita memilih menjadi umat
Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam.
[1] https://www.youtube.com/watch?v=VOUp3ZZ9t3A&list=PLAEA99D24CA2F9A8F
Komentar
Posting Komentar