Cinta Ditolak?? Apa kata Salman Al-Farisi?

Assalamualaikum.

…..Artikel sederhana yang saya buat kali ini, saya buat sebagai pelipur lara. Di tengah berbagai perkara. Yang terus datang mendera. Karena mengingat indahnya harapan pada yang di 'cinta'......

Kawan sebagai remaja sudah pasti kita pernah merasakan yang namanya 'kasmaran' terhadap si dia. Rasa yang rasanya sangat subhanallah indahnya, bahagianya apabila bisa bertemu dengannya berbincang dengannya, ya tau sendiri kan?

Keindahannya saya pikir memuncak ketika kita sudah SIAP mengatakan cinta padanya, SIAP dengan pertanggung jawabannya, urusan material sudah SIAP. Apalagi kalau dilandasi oleh cahaya ILLAHI bukan BIRAHI. Maka saya pikir tibalah kita pada tantangan yang cukup besar yaitu, mengatakan cinta padanya bukan hanya didepan si dia tapi juga di hadapan orang tuanya. Karena niat kita memang mengikatnya dengan janji suci.

 

“Dengarkanlah wanita pujaanku malam ini akan kusampaikan, Hasrat suci kepadamu dewiku Dengarkanlah kesungguhan ini AKU INGIN MEMPERSUNTINGMU

 tuk yang pertama dan terakhir

Jangan kau tolak dan buat ku hancur, ku tak akan mengulang tuk meminta”

Janji Suci -Yovie and Nuno-

, membangun bahtera rumah tangga mengarungi lautan dunia, dan berusaha membawa si dia ke tanah Surga. Bukan hanya PACARAN yang notabene bukan karena Illahi!!!!! Wah Indahnya, hehehe.

Tapi toh dunia tak selalu seperti yang kita bayangkan karena kabahagiaan sejati memang bukan di dunia, coba bayangkan saja apabila kita menyatakan cinta eh si dia menolak karena memiliki orang lain! Hemmzzzzz. Ssssssssssaaaakkkkkkkkkkkkiiiiiiiiiiiiiiiitttt sekali ya??? Apalagi jika kita mengalami Kisah Cintanya Salman Al-Farisi,,, eiitsss bukan kawanku Hilmi Al-Farisi lho yaa. :D haha. Pasti rasanya pengen mati aja dah(ga juga sehh, biasa ae po'o ga usah lebay)

Ayo kita simak cerita singkatnya!

Salman Al-Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah nan shalihah telah mencuri hatinya. Memang belum sebagai kekasih, tetapi sebagai pilihan yang dirasa tepat menurut Agama, akal sehat, serta hati nurani yang tulus.

Tapi tetap ia merasa asing di situ karena Madinah bukanlah tempat asalnya, bukan tempatnya tumbuh, otomatis ia juga merasa asing dengan nilai dan norma yang berlaku si situ. Melamar seorang wanita setempat tentu bukan urusan yang mudah bagi seorang pendatang. Harus ada seseorang yang memang mengerti betul tentang adat di sana. Dipilihlah sahabat karibnya sahabat Anshar yang telah dipersaudarakan dengannya. Abu Darda'

“Subhanallah, wal hamdulillah” Tanggap sahabatnya Abu Darda', Setelah persiapan dirasa cukup berangkatlah mereka ke tempat si dia sang pencuri hati Hilmi Al-Farisi, EEEEHHHHH -maaf kesalahan penulisan yang sengaja tak dibetulkan- Salman Al-Farisi!

“Saya adalah Abu Darda', dan ini saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakanya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan Jihad dan amalnya. Dia memiliki kedudukan yang utama disisi Rosul Allah saw, sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri anda untuk dipersuntingnya.” Bicara Abu Darda' yang fasih dalam logat Bani Najjar yang murni.

“Adalah kehormatan bagi kami, menerima Anda berdua, shahabat Rosulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang Shahabat Rosulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya kami serahkan pada putri kami” tanggap Sang Tuan Rumah sambil  ke arah hijab yang dibelakangnya terdapat si dia yang tengah menanti, begitu juga Salman dengan bermacam debaran di hati.

“Maaf atas keterusterangan ini,” Kata suara lembut Ibu sang pujaan hati yang mewakili putrinya.

“Tetapi

  karena anda berdua yang datang, maka dengan mengharapkan Ridho Allah saya menjawab putri kami meNOLAK pinangan Salman. Namun jika Abu Darda' yang datang juga memiliki urusan yang sama (melamar pencuri hati Salman), maka putri kami telah menyiapkan jawaban iya.”

-------------- OOOOOOOUUUUUUHHHH-------------------

(Tapi bacalah jawaban seorang Pecinta dan Pria sejati kualitas asli, seseorang yang benar-benar ditempa oleh getirnya kehidupan!!!!!)

“Allahu Akbar.” seru Salman, “Semua mahar dan nafkah yang telah kupersiapkan ini ku serahkan pada Abu Darda' dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian..

-The End-

Silahkan bayangkan sendiri untuk di tolak oleh si dia karena memiliki orang lain kebanyakan saja sudah hancur lebur hatinya, apalagi oleh seorang Sahabatnya????

“Aku hancur ku terluka” (sempat memiliki) haha

 Dihilangkan oleh Salman sang Pecinta Sejati semua prasangka buruk, semua kekecewaan yang melanda di hati, segala paradigma negatif dan memilih hal yang -bahkan sulit untuk saya harapkan  bisa terjadi pada saya- seperti itu!!!

“Tidaklah dikatakan sempurna keimanan seorang muslim sebelum ia mencintai saudaranya.”

Dan apabila ada yang menganggap Salman ditolak karena ia miskan dsb maka bacalah!

“ Gaji Salman Al-Farisi 5.000 dirham sebagai pejabat daerah Zuha.” Al-Wara

Sungguh bertolak belakang dengan karakter seorang Muhammad Asad di Syair Cinta Pejuang Damaskus by Elvandi yang bahkan seorang Rossum putri kerajaan Zabatea yang kecantikannya mengalahkan seluruh wanita di Barat dan Timur tak sanggup menolak cintanya!

Allahu Akbar ini lah jalan cinta para pejuang!!!!!!!!!!!!! Sungguh indahnya :')

-------!Pradika Annas Kuswanto / SMAN 20 Surabaya / X-1 / 26!-------