Yang Bermanfaat
“Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”
(HR Bukhari)
-Artikel sederhana kali ini saya buat sebagai tolak ukur saya kedepan-
“Perilaku Annas yang sejak masuk SMAN 20, mungkin bagi sebagian orang akan menganggap Annas berubah menjadi seseorang yang lebih baik. Bagaimana tidak sejak bergabung dengan organisasi Islam di sekolahnya kegiatan yang ia lakukan semakin membawa kepada hal yang positif, seperti mengikuti kajian rutin, ibadah yang makin 'kelihatan' dan bahkan uang jajan yang biasa ia gunakan untuk bermain game Online ia tabungkan untuk membeli buku-buku Islami. Tapi sebenarnya dalam dirinya Annas tetap merasa sama sahaja. Karena waktu yang biasanya dulu ia sisihkan untuk mencuci baju, piring sekarang harus digantikan ibunda tercinta karena terganti dengan kegiatannya di luar. Semakin jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, karena untuk sekolah sahaja harus pulang jam 15.00 lebih belum garap tugas pula. Apakah iya Annas bisa dikatakan sudah bermanfaat?”
Gambaran di atas menunjukkan bahwa sejatinya Annas bukanlah Ikhwan yang berguna, ia bermanfaat hanya pada dirinya sahaja. Adapun manfaat bagi orang lain sejatinya adalah “Sunnah” dalam artian mungkin ada yang bilang ia berguna tapi tidak ada dirinya pun orang lain menganggap, “Tak apalah” atau “Emangnya dia siapa?”. Mungkin ia merasa shalih, alim untuk dirinya sendiri sahaja sudah cukup. Biarlah orang lain menghamburkan uang bersikap hedonis, masa bodoh jika ada kemungkaran yang terjadi di depan matanya.
Dari beberapa artikel yang saya baca sebetulnya ada yang menggolongkan orang dari kebermanfaatanya pada orang lain secara berbeda, tapi saya ambil pendapat yang sederhana dan mudah saja sesuai kapasitas ilmu saya. Dilihat dari sudut pandang tadi maka saya menggolongkan kepada 3 golongan, yaitu:
- Orang yang merugikan sekitarnya
Ini digambarkan dengan seseorang yang -tampaknya- ibadahnya benar-benar 'kelihatan' mulai dari puasa Sunnah, Sholat jama'ah selalu terdepan, Sholat sunnah selalu menghiasi. Tapi di saat yang sama dia melakukan hal yang sangat merugikan seeperti berkali-kali naik haji tapi uangnya berasal dari hasil korupsi yaa tak heran apa yang dibahas di media-media belakangan ini “Mirip Film Indiana Jones”, mengebut dijalanan dengan zig-zag juga bisa termasuk lho. Dll
Lha kok bisa???? Mungkin saja ini disebabkan:
Penyakit 'Cinta dan cita dunia, takut mati' ia menjadikan dunia sebagai tujuan akhir padahal menurut kajian secara Ilmiah telah disepakati bahwa tingkat ke-galauan seseorang lebih besar dari tingkat kebahagiaanya di alam dunia dan sisanya netral:). Mereka ini mirip atau malah memang orang Munafik.
“Dan bila dikatakan kepada mereka, ' Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.' mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.' Inagtlah bahwa sesungguhnya mereka itula orang-orang yang membuat kerusakan, tatepi mereka tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah 11-12)
Penyakit riya'. Lantaran ibadahnya bukan dikarenakan Allah. Al Qurthubi mengatakan bahwa makna dari “orang-orang yang berbuat riya,” adalah orang yang (dengan sholatnya) memperlihatkan kepada manusia bahwa dia melakukan sholat dengan penuh ketaatan, dia sholat dengan penuh ketakwaan seperti seorang yang fasiq melihat bahwa sholatnya sebagai suatu ibadah atau dia sholat agar dikatakan bahwa ia seorang yang (melakukan) sholat. Hakekat riya’adalah menginginkan apa yang ada di dunia dengan (memperlihatkan) ibadahnya. Pada asalnya riya adalah menginginkan kedudukan di hati manusia. (hemm siapa yang tidak???)
Ibadah haji yang ia lakukan hanya untuk mendapatkan title 'Haji', uang yang ia infaqkan hanya untuk dipandang dermawan, kebijaksanaan yang ia tebar hanya untuk jaga image apabila dilihat sang pujaan hati (atau pujaan birahi yaa?). :)
Salah memahami agama, mungkin ada yang berpandangan “Allah sengaja memberkan kesenangan pada mereka (kuffar) di dunia dan pasti akan dibalas di Neraka. Jadi tak masalah kalau kita jadi orang yang tak terlalu 'berpengaruh', terlalu pintar toh yang kita kejar keredhaan Allah?”
Padahal kalau kita mau mengubah paradigma maka harusnya kita berpandangan, “Jika orientasnya adalah keredhaan Allah , bukannya yang paling berpahala itu yang bermanfaat bagi orang lain?”
- Orang yang bersikap pasif.
Tipe yang ini digambarkan dengan seseorang yang 'dianggap' alim juga tak melakukan kerusakan, tapi bersikap, “Opo urusanku?”. Kealimannya hanya berguna untuk dirinya sendiri ia tak mau peduli dengan sesamanya. Jangankan berpikir tentang bagaimana memajukan Ummat, Ummatnya mundur ae ga eruh!!!!!!! Terkadang kita tak sadar membeli jilbab sampai satu lemari penuh tapi tetangga kelaparan, Kita lupa membantu biaya berobat orang miskin karena duit habis untuk membangun Masjid Megah Kubah Emas plus wifii lagi, Kita tak mendengar rintihan minta tolong dari orang yang menangis merasakan kegetiran karena telinga kita sudah terlalu penuh dengan alunan nada Nasyeed Acapella, Tabuhan Hadrah, dan Syair-Syair Cinta. Kita tak menjawab panggilan Jihad nyata karena sibuk mencari dalil pembenaran untuk hal seremeh Pacaran. Allahu Akbar Allahu Akbar T_T! Penderitaan saudara kita tak kita hiraukan karena sibuk mengurusi diri sendiri.
Lalu apa bedanya orang yang melakukan kerusakan dengan yang membiarkan kerusakan itu terjadi di depan matanya?????????????
- Orang yang bermanfaat bagi yang lain
Ia ibarat lilin yang TAK HANYA menerangi namun juga bisa menebarkan rasa hangat ke sekitarnya. Rosulullah SAW mengumpamakan, “Perumpamaan orang beriman itu ibarat lebah. Ia makan yang bersih mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya)” (HR Ahmad)
“... Dan lakukanlah kebajikan agar kalian beruntung.” (QS Al-Hajj 77)
Ia adalah orang yang kehadirannya ditunggu-tunggu, PERILAKU nya membuat hati orang tercuri. Hemat berkata banyak bekerja, tidak menca.mpuri yang bukan urusannya, bergaul dengan penuh kerendahan. Kata-katanya akan terus terngiang! Itulah Yang Bermanfaat!!!!!!!!
-----------------------------------------------------P.A.K/A.A.G---------------------------------------------------
Komentar
Posting Komentar