Sudahkah Sholat Anda "Bersutrah"

Lewat di depan orang sholat

Lewat di depan orang sholat
Sering kali terjadi ketika kita sedang sholat sunat setelah Jum’at misalnya, tiba-tiba ada orang dengan santainya melintas di depan kita. Apa perasaan kita ya…kaget dan marah? Kaget karena sedang khusuk-khusuknya sholat, tiba-tiba ada yang menghancurkan kekushukan kita dengan berjalan di atas sajadah kita. Saya pernah mengalami kejadian seperti itu. Kurang ajar benar orang ini. Padahal masih banyak tempat untuk berjalan didepan sajadah kita.

Sebenarnya apa hukumnya orang yang melintasi tempat sholat kita? Mari kita baca hadis berikut ini:
“Seandainya seseorang yang lewat dihadapan orang yang sholat itu tahu sebesar apakah dosanya, niscaya dia akan berhenti menunggu selama lebih 40 (tahun, hari dan bulan) adalah lebih baik daripada dia lewat di hadapan orang yang sholat itu (Perawi berkata: aku tidak pasti nabi menyebut 40 hari, bulan atau tahun)”.Sohih Al-Bukhari, no. 487, 1/191
 Sebagai orang awam ilmu agama, saya tidak berani mentafsirkan hadis di atas. Oleh karena itu mari kita dengar pendapat seorang ulama besar yaitu Ibn Hajar dalam kitabnya Fathul Bahri:
Ibn Hajar menukilkan kata-kata Imam An-Nawawi yang berkata: “Hadis ini menunjukkan haramnya lewat di hadapan orang yang sedang sholat dan makna hadis ini membawa larangan keras dengan balasan yang dasyat, oleh karena itu tergolong dalam kategori dosa-dosa besar”.
Jadi bagi orang-tua yang sering membawa anak mereka ke mesjid, ajarkanlah anak mereka supaya tidak berlari di hadapan orang yang sholat ini.

Sutrah

Nah, kalau kita sudah tahu bahwa melintas di depan orang yang sedang sholat, bagaimana cara kita memberi tanda kepada mereka supaya tidak melintas di depan kita? Jawabannya adalah dengan menggunakan sutrah. Apakah sutrah itu? Sutrah adalah penghalang. Sutrah ini disyariatkan bagi imam dan orang-orang yang sholat sendiri baik sholat wajib lima waktu ataupun sholat sunat.

Menurut Syaikh Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh Sunnah, sutrah pada saat ini dapat berupa: sejadah, susunan saf mesjid melalui hamparan warna karpet, ataupun berupa garis. Sutrah juga dapat berupa tembok, tongkat, ataupun tiang. Rasulullah SAW sendiri kadang kala sholat menghadap Aisyah RA yang sedang tidur, jadi yang menjadi sutrah adalah Aisyah RA (al-Bukhari, Muslim dan Abu Ya’la).

Dinding sebagai sutrah

Dinding sebagai sutrah

Rehal sebagai sutrah

Rehal sebagai sutrah

Sajadah sebagai sutrah

Sajadah sebagai sutrah

Halang

Nah, kalau sudah ada sutrah tapi masih tetap saja ada orang yang nekat melintas di depan kita, apa yang kita lakukan? Angkat tangan kita untuk menghalanginya. Karena kalau kita tidak menghalanginya, itu juga menjadi kesalahan kita. Kalau sudah dihalang tapi masih nekat juga gimana? Lawanlah dia. Loh kenapa begitu? Karena ini juga suruhan Rasulullah SAW seperti yang dikatakan oleh hadis berikut ini:
“Apabila seorang kamu menunaikan sholat dengan ada tanda atau penghadang di hadapanmu dari orang ramai (sebagai isyarat tempat dia sholat yang dinamakan sutrah), tiba-tiba ada orang yang ingin melintas di hadapanmu, hendaklah kamu lawan dengan kuat karena dia adalah syaitan”. (Riwayat Al-Bukhari, Muslim, lafaz di atas riwayat Abu Daud).

Halang orang yang mau lewat

Halang orang yang mau lewat

Tetapi kadang kala kita tidak berani mengangkat tangan untuk menghalang orang yang akan lewat di depan kita, maka sarannya adalah supaya kita mencari tempat yang sepi di dalam mesjid, dimana kemungkinan orang yang lalu lalang sangat sedikit. Dengan demikian kita bisa menhindarkan orang lain dan diri kita sendiri dari berbuat dosa.

Dari : http://blog.wiemasen.com/sutrah/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenai Anime Monster (2004)

Trans Semarang dari Poncol ke UNDIP

The Lord Of The Ring dan Optimisme Akan Takdir