Birrul Walidain dan Bakti Padanya


Pada liburan semester tahun ini ada sebuah keganjalan di hati dan pikiran. Sebuah pertanyaan yang tidak kuketahui apa itu…

Dan pada akhirnya kudapatkan ketika menonton salah satu episode talkshow Hitam Putih di trans7. Yang pada waktu itu mengangkat tema ‘Hari Ibu’, pada akhir acara seperti biasa Dedi Corbuzier memberi sebuah kutipan. Aku tidak terlalu ingat bagaimana persisnya tapi kurang lebih adalah… kita biasa mengetahui bahwa anak adalah titipan Tuhan tapi ada suatu masa dimana orang tua terus menua dan kehilangan beberapa kemampuannya sehingga kembali menjadi ‘anak kecil’ yang harus kita rawat dan pada saat itulah berlaku ‘Orang Tua adalah titipan Tuhan’.

Itulah hal yang kurenungi belakangan ini, bagaimana jika pada saat itu aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri hingga meninggalkan bakti pada orang tua???

Birul Walidain biasa kita menyebutnya, berbakti pada orang tua amalanya. Merupakan salah satu syari’at agama kita ini ‘Islam’ sudah semenjak kecil kita disuguhi tentang materi ini. Tapi tak ada ruginya bukan jika ku tulis lagi??? Semoga bermanfaat bagi pengunjung dan pembaca sekalian.

Yang menjadi dalil pokok, kuanggap adalah pada QS Al-Israa’ ayat 23-25

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kemu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan jenganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Wahai, Tuhanku kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil.’ Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu, jika kamu orang-orang yang baik. Maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.”

Sebuah do’a yang kita ketahui sejak kecil bukan?  Selain itu lihat pula Luqman :14-15 serta Al-Ahqaf : 15-16 

“sebagaimana mereka mendidik aku ketika waktu kecil” karena orang tua adalah anggota sosialisasi pertama pada anaknya sebelum ia lepas ke lingkungan yang lebih luas, tentu hal yang ditanamkan orang tua akan menjadi pegangan sebagaimana akar pada pohon jika dilakukan dengan tepat. 

Maka alangkah memilukan dan memalukan apabila kita menengok realitas bahwa tak sedikit orang tua yang memilih menggugurkan anaknya akibat takut menjadi miskin, bukankah Allah melarang membunuh bayi-bayi karena takut miskin?? Justru apabila dididik secara tepat maka anak bisa menjadi sumber rejeki bagi orang tua.

Hal itupun lebih baik daripada orang tua yang menggugurkan anaknya akibat Married By Accident alias Free Sex. Masya Allah….

Ada beberapa keutamaan lagi tentang berbakti pada orang tua, diantaranya :

Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, Bahwa Rosulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda “barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rizkinya, maka hendaklah dia berbakti pada kedua orang tuanya dan menyambung silaturrahimnya.” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad. 

Dari Abdullah bin Amr, Rasul berdabda, “Ridha allah bergantung pada ridho orang kedua orang tua dan murka Allah bergantung pada murka kedua orang tua.” Oleh Tirmidzi.

Dan ada kalanya bakti pada orang tua tak kalah menjadi sumber pahala daripada Jihad

Thabrani rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya dari Thalhah bin Muawiyah As-Sulami radhiallahu anhu, ia datang kepada Nabi dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ingin berjihad di jalan Allah.” Rasulullah bertanya, “Ibumu masih hidup?” aku (Thalhah) menjawab, “Ya” Nabi bersabda, “Peganglah kedua kakinya (tetaplah bersamanya) karena di sanalah Surga.” Derajatnya Hasan

Dari Abu Hurairah radiallahu anhu berkata, “Seorang laki-laki datng kepada Rasulullah meminta izin untuk berjihad. Rasul bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ ia menjawab , ‘Ya’ Rosul bersabda, ‘Pada keduanya kamu berjihad.” Diriwayatkan oleh  Muslim.

Saya kita tak ada seorang pun diantara orang-orang besar yang memiliki akhlakul kabir durhaka kepada orang tua. Contoh sederhananya seperti Chairul si anak singkong yang sangat menyanjung ibunya. Anak durhaka mana bisa tahan berada pada jalan yang penuh perjuangan?

Berbakti tetap dilakukan sekalipun orang tua berada dalam kesesatan. Ibnu Hajar menjelaskan bahwa berbakti, berbuat baik, berkawan tidak selalu dengan mencintai dan menyayangi. Mengingat “Kamu tidak akan menjumpai suatu kaum yang Beriman pada Allah dan Hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang allah dan Rosul-Nya.” Mujadillah : 22

Bahkan ketika orang tua kita telah meninggal kita masih dapat berbakti yaitu dengan mendoakan, menunaikan janji, menyambung persaudaraan karena kedua orang tua.
Wallahu A’lam

1 januari 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenai Anime Monster (2004)

Trans Semarang dari Poncol ke UNDIP

The Lord Of The Ring dan Optimisme Akan Takdir