Satu Suara Untuk Nomor 1




“Emas belum tentu gemerlap,
                Tak semua pengembara tersesat;
Yang tua tapi kokoh akan bertahan tetap,
                Akar yang tertanam dalam akan bertahan kuat.
Dari abu akan menyala api,         
                Dari bayangan akan muncul cahaya;
Mata pisau yang patah akan diperbaharui,
                Yang tidak bermahkota ‘kan kembali menjadi raja.”
Aragorn,,,-oleh Gandalf tokoh fiksi The Lord of The Ring

Setiap orang memiliki kriteria tersendiri dalam memilih pemimpinnya. Terlebih mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang sangat majemuk. Namun dalam pesta demokrasi lima tahunan ini dengan segala prosesnya menyisakan empat orang terbaik yang dimiliki bangsa ini.

Walaupun pada akhirnya menyisakan dua pasang kandidat, pemilih masih mempunyai pilihan ketiga, yaitu memilih untuk tidak memilih dalam kata lain Golput. Awalnya pilihan ini yang akan saya ambil. Namun perdebatan di social media kian memanas tiap harinya, akun-akun yang menjadi teman saya pun membahas hal ini secara massive.

Hingga pada akhirnya menghantarkan saya sedikit lebih dekat pada masing-masing kandidat. Saya pun menilai kedua sosok ini sebagai berikut : Pak Jokowi yang menurut saya adalah sosok masa kini, sosok baru yang bersih dari kabut masa lalu dengan Pak Prabowo yang merupakan orang dari masa lalu dengan segala keburukan yang melekat erat pada punggung beliau.

Membahas dan mengenal Pak Jokowi bukanlah hal yang sulit walaupun bukan berarti mudah, mengingat pemberitaan tentang beliau sering kita jumpai pasca keberhasilannya dengan mobil Esemka juga pemindahan pedagang kaki lima sekian tahun yang lalu. Sehingga siapa sih yang tidak mengenal beliau dan prestasinya?

Sementara itu pilihan lain menyodorkan kita pada sosok Prabowo Subianto, seseorang yang berasal dari kabut keremangan masa-masa yang telah lalu. Di mana sebagian pemilih pemula ketika peristiwa tahun 90an hanyalah anak-anak yang belum mengerti luasnya dunia.

Namun setelah beberapa pertimbangan dengan segala keterbatasan saya dan kekurangan beliau saya memilih #PrabowoHatta untuk melanjutkan tampuk kepemimpinan masa Bapak Susilo Bambang Y. ;

Alasan saya memilih beliau saya akui tidak bisa secerdas maupun sekritis alasan-alasan yang kawan-kawan paparkan. Namun itulah system yang ada sekarang ini di mana satu suara orang biasa setara dengan satu suara para cendekiawan maupun orang-orang dengan segudang prestasi lain. Diantara beberapa alasan tersebut adalah :

Saya percaya kedua pasang kandidat memiliki arah kepada #SelamatkanIndonesia, namun tujuan ini lebih melekat pada sosok kandidat nomor satu dengan jargon “Indonesia Bangkit”. Latar belakang Bapak Prabowo yang pernah lama tinggal di luar negeri sana saya yakin bahwa itu memberikan pandangan bahwa Indonesia belumlah berdiri dengan kaki sendiri. Tak perlulah saya rinci maksud belum berdiri dengan kaki sendiri tersebut.

Selain itu mempelajari tentang sosok Pak Prabowo mengharuskan kami sebagai generasi muda membuka kembali lembar-lembar sejarah yang mulai kusut oleh berbagai sudut pandang yang kian menebal seiring berjalannya waktu. Kita dapat belajar mengenai peristiwa seputar reformasi, kegagahan Kopassus, buruknya kondisi bangsa saat itu. Lalu mempelajari pandangannya menjadikan kita bangga sebagai bangsa terbesar keempat di dunia. Walaupun sebagian orang menganggap kebocoran yang beliau utarakan hanya hayalan belaka.

Latar belakang sebagai militer yang disandang beliau menjadi nilai tambah bahwa nasionalisme yang tinggi ada pada diri beliau. Lihatlah betapa tegasnya beliau saat mengatakan tidak sejengkalpun bagian dari NKRI akan jatuh pada tangan-tangan lain.

Dan beberapa alasan lain yang tidak perlu saya lampirkan di sini karena niatan saya bukan untuk mempengaruhi mereka yang berbeda pilihan.
Sayapun tak berharap Bapak Prabowo akan menepati semua janji-janjinya, tapi saya menagih bapak untuk memperjuangkannya

Dengan ini Insya Allah saya yakin untuk menyumbangkan satu suara untuk no. 1 pada 9 Juli. Menuju #IndonesiaSatu. Sekalipun mereka berkata hanya KECURANGAN yang mampu menghantarkan Prabowo Hatta untuk mendapat mandat rakyat.

Tidak semua emas bersih, ia tetaplah emas walau berada dalam kubangan lumpur.


Ket : Gambar yang dipakai pada tulisan di atas berupa URL

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenai Anime Monster (2004)

Trans Semarang dari Poncol ke UNDIP

The Lord Of The Ring dan Optimisme Akan Takdir