Mengenai Novel World War Z


Masih teringat perbincangan terakhir sebelum meninggalkan Jakarta adalah dengan seorang pengemudi taxi online. Beliau tampak khawatir dengan perkembangan Corona dan menanyakan pendapat saya. 

Saya dengan bodohnya menjawab yang intinya, "Covid ini tidak akan menjadi sesuatu yang serius Pak". Kemudian *Duar beberapa saat kemudian pasien Covid 19 pertama di Indonesia diumumkan dan jagat maya menggila. 

Siapa yang memprediksi bahwa flu varian baru mampu membuat dunia kebingungan? (Ehem Bill Gates)
Memaksa kita menunda haji, liga inggris, dota 2 Major, hingga moto GP. Membuat ratusan ribu orang dirumahkan dari pekerjaannya. Serta menyita ratusan trilliun dana APBN untuk menanggulangi dampak ekonominya.

Flu dengan fatality rate *3% saja sudah membuat kita keteteran, lantas bagaimana jika secara kebetulan kita dilanda dengan virus yang lebih berbahaya? Virus yang mampu membuat orang mati hidup kembali dan menjadi agresif, sebut saja Zombie. Hal ini lah yang disajikan oleh Max Brooks lewat buku fantasinya World War Z.

Hal yang membuat buku ini spesial adalah tidak adanya tokoh sentral. Kita disajikan dengan berbagai situasi yang terjadi di seluruh dunia saat virus ini mulai menyebar hingga mampu ditanggulangi. Hal yang sangat berbeda dari adaptasinya ke dalam film dan game. Buku ini juga tidak hanya menceritakan aksi kejar-kejaran ataupun tembak-menembak zombie pada umumnya.

Secara singkat apa yang terjadi di dunia fantasi ini saya bagi ke dalam beberapa fase.


Fase Awal



Pasien zero diketahui berasal dari China. Dimana seorang anak diselamatkan warga desa setelah diserang oleh "sesuatu" di waduk. Anak yang terinfeksi ini kemudian menyerang warga yang menolongnya dan membuat warga desa mengisolasi mereka dan menghubungi seorang dokter.

Setelah pemeriksaan, dokter ini menghubungi temannya dan mereka menyimpulkan bahwa suatu hal yang buruk akan terjadi. Pemerintah China merespon dengan mengevakuasi warga yang terinfeksi, namun masih merahasiakan hal ini dari dunia dan masyarakat China sendiri.

Upaya isolasi pemerintah China nampaknya tidak berhasil, virus sudah menyebar dan sebagian warga China mulai menyadari bahwa ada hal yang tidak beres di negaranya. Hal ini membuat banyak orang menyebrang ke negara tetangga ataupun pergi ke benua Eropa dan Amerika. Hal ini pula yang menyebabkan virus menyebar ke seluruh dunia. Termasuk melalui perdagangan organ ilegal.

Pada fase ini belum ada lembaga berwenang yang memberitahu dunia apa yang sedang terjadi. Bahkan ketika virus ini merebak di Afrika Selatan, virus ini masih dikenalkan sebagai rabies jenis baru.

Fase Konfirmasi


Ditandai dengan adanya laporan inteligent resmi "Warmbrunn-Knight Report" yang berisikan peringatan bahwa pemerintah di seluruh dunia harus bersiap pada apa yang akan datang. Israel menyikapi laporan ini dengan mengisolasi negaranya yang berdampak pada meletusnya kontak senjata dengan negara-negara tetangga di tengah penyebaran virus yang semakin tidak terkendali.

Sedangkan Amerika memutuskan untuk melancarkan operasi senyap dengan menugaskan tim khusus untuk memberangus orang-orang yang telah terinfeksi (bisa dibayangkan lewat film Quarantine atau Rec). Mengumumkan adanya virus ini ditakutkan akan mengakibatkan kepanikan massal yang dampaknya tidak bisa dikontrol.

Fase Great Panic

Di fase ini virus sudah tidak dapat di kontrol ataupun dirahasiakan. Penyebaran terjadi di kota-kota besar memicu kepanikan masal. Semua orang di seluruh dunia mencoba melarikan diri kemanapun mereka bisa. Pergi ke laut dengan kapal. Mengungsi ke pegunungan. Kemanapun sepanjang dianggap aman.

Perang Yonkers


Pemerintah Amerika mencoba memukul balik penyebaran virus dengan melancarkan operasi Yonkers. Sebuah operasi militer dan media besar-besaran. Namun, mereka kalah telak karena musuh yang dihadapi sangat berbeda dengan apa yang selama ini mereka hadapi. Kalau diingat kembali menghadapi Covid 19 saja keteteran apalagi virus yang bisa membangkitkan orang mati ya?

Fase Withdrawal / Kekalahan


Dunia tidak tahu bagaimana menghadapi pandemi ini dan upaya melawan balik menemui kegagalan. Ada sebuah rencana dari pemerintah Afrika Selatan rencana ini dinamakan "Redecker Plan". Secara garis besar rencananya adalah membuat zona aman di wilayah yang masih bebas infeksi dan memfokuskan seluruh kekuatan militer ke wilayah tersebut. Sementara orang-orang yang tidak bisa mencapai wilayah itu diharuskan mengisolasi diri mereka sendiri, jika memungkinkan akan mendapat bantuan. Tidak akan ada lagi proses evakuasi yang dilakukan oleh militer.

Fase Dark Years

Banyak hal yang terjadi di fase ini. Manusia dipaksa untuk hidup dengan gaya baru. Beberapa hal yang terjadi adalah:
- Seluruh warga Jepang di evakuasi menuju dataran Kamchatka.
- Perang saudara di China ditandai dengan runtuhnya Three Gorges Dam, bendungan terbesar di China.
- Seluruh warga Korea Utara menghilang.
- Munculnya komunitas laut yang terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan kapal yang saling bertautan satu dengan yang lainnya.
Setidaknya di tahap ini 30% hingga 50% dari umat manusia sudah terinfeksi dan menjadi zombie. Fase ini setidaknya terjadi dalam beberapa tahun.

Fase Battle of Hope / Perlawanan Balik

Ketika umat manusia sudah hampir menerima kenyataan bahwa mereka kalah. Presiden Amerika mengusulkan untuk melawan balik dan akhirnya disepakati oleh semua orang.

Amerika menggunakan taktik yang mirip dengan taktik pada perang saudara. Taktik ini dinamakan RS yang berarti Reinforced Square atau Raj Singh nama salah satu petinggi militer India yang pertama menggunakan taktik ini. Serta mengembangkan senjata baru yang tepat untuk melawan zombie. Hal ini cukup efektif meminimalisir korban. Seluruh daratan Amerika disapu meter demi meter dari barat ke timur. Strategi ini memakan waktu tiga tahun.

Rusia maju ke perang dengan modal keyakinan akan tanah airnya. Tanpa menggunakan strategi RS seperti Amerika ataupun pengembangan senjata baru. Bisa disebut perang yang brutal karena memakan korban jiwa yang sangat banyak. Hingga pasca perang merupakan kelaziman apabila seorang wanita memiliki banyak anak salah satu tokoh di novel ini diceritakan sedang mengandung anak ke delapan.

Fase Kemenangan

Pada akhirnya umat manusia mampu melawan balik. Namun, masih ada ratusan juta zombie yang tersisa. Kebanyakan ada di dalam laut, hutan belantara, dan wilayah-wilayah yang diselimuti es. Perang terhadap wilayah-wilayah ini masih terus dilakukan. Apabila ada satu zombie saja yang selamat maka hal yang sama dapat terulang kembali.

Fantasi Max Brooks sudah membawa kita sampai sejauh itu. Begitu pula dengan film Contagion yang terasa lebih realistis. Banyak sekali hal hal yang tidak terpikirkan ketika melihat film Zombie pada umumnya dibahas melalui novel World War Z. Baik itu sisi psikologis, sosial, ekonomi, bahkan hingga ekologis daripada hanya adegan kejar kejaran dengan Zombie. Sungguh menakutkan apa yang diceritakan kalau sampai terjadi mengingat bagaimana dunia bereaksi terhadap Covid-19.

Oh ya satu lagi tokoh-tokoh yang selamat pada novel ini menurut saya adalah orang-orang yang memiliki pemikiran untuk selalu waspada, mereka memilih untuk percaya bahwa keadaan sedang tidak baik-baik saja pada fase awal-awal infeksi.



**All images belong to its respected owner

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenai Anime Monster (2004)

Trans Semarang dari Poncol ke UNDIP

The Lord Of The Ring dan Optimisme Akan Takdir