Catatan Pendek: Spider-Man No Way Home



Saya memiliki selera yang cukup berbeda dalam urusan film, drama ataupun tv series dengan kebanyakan orang. Pada dua film Marvel sebelumnya, saya tidak bisa memahami mengapa orang-orang menilai Shang-Chi lebih bagus daripada The Ethernals. 

Mungkin karena sebelum menonton film tersebut teman saya mengatakan kalau Sang Chi layak untuk ditonton. The Eternals menurut beberapa review netizen tidak terlalu bagus. Jadi saya sudah memberi Sang Chi standar yang lebih tinggi dari The Eternals.

Hal yang serupa juga saya rasakan ketika menonton No Way Home. Banyak yang mengatakan bahwa ini merupakan film Spiderman terbaik, bahkan sebagian mengatakan film ini bisa menyaingi End Game. Apabila saya bandingkan dengan film MCU yang lainnya tentu saya sepakat. Namun, saya masih menilai film Spiderman terbaik adalah trilogi Spiderman-nya Sam Raimi. Sedangkan film superhero terbaik menurut saya adalah Man of Steel-nya Christopher Nolan. 

Sebelum menonton No Way Home di CGV saya sudah mencari-cari spoiler dari Premiere film tersebut. Saya tidak bermasalah dengan spoiler, memang terkadang ketika sedang membaca manga saya sengaja skip ke bagian akhir dulu. Jadi spoiler tidak terlalu berpengaruh ke penilaian saya. Di dalam teater pun saya tetap berteriak kegirangan ketika Andrew dan Tobey muncul sekalipun sudah mengetahui hal itu akan terjadi.

No Way Home tidak bisa menang dari Spiderman 3 dan triloginya karena beberapa hal:

1. Pace film terlalu cepat

Begitu film dimulai adegan langsung memperlihatkan kehebohan identitas Peter yang terbongkar. Begitu pula adegan-adegan berikutnya saya merasa hampir semuanya begitu cepat. Adegan ketika Tom sedang menyesali kepergian aunt May di atap sekolah juga terasa cepat sekali. Setelah bertemu kembali dengan kedua temannya dan adu nasib dengan Spiderman pendahulunya ia langsung bisa merancang berbagai macam alat canggih untuk melawan musuhnya. 

Akibatnya emosi juga naik turun dari sedih ke kagum ke bahagia dengan cepat sekali. Saya merasa tidak diberikan waktu yang cukup untuk menikmati emosi-emosi tersebut. 

Sebelum menonton No Way Home ada baiknya untuk menonton Far From Home terlebih dulu.

2. Komedi yang dipaksakan

Saya sudah terbiasa dengan komedi-komedi yang marvel tawarkan. Tetapi komedi di No Way Home sangat dipaksakan. Terutama pada saat adegan munculnya Andrew dan Tobey. Munculnya Tobey sebagai Spiderman lagi bagi saya merupakan momen yang saya harapkan sejak saya SD (Termasuk dengan kembalinya Andrew). Namun, momen yang sangat membahagiakan tersebut justru dirusak oleh komedi yang sangat tidak penting. Adegan komedi tersebut memperlihatkan nenek Ned yang meminta tolong pada Andrew untuk membersihkan sarang laba-laba.

I mean, like What the Hell, yang bener aja Marvel. 

I mean ya robbal alamin... Oh my God.

Geleng-geleng kepala saya.

Momen munculnya Andrew dan Tobey adalah scene paling epik di film ini. Penonton yang sedang berdecak kagum bahagia, malah disuguhi guyonan tidak penting seperti itu.

3. Motivasi villain kurang jelas

Motivasi Green Goblin dan Electro bisa terlihat tapi lemah. Bandingkan saja dengan motivasi mereka di Spiderman 1 dan Amazing Spiderman 2. Penonton diajak untuk memahami motivasi villain. Sedangkan di No Way Home villain hanya terasa seperti collateral damage akibat keputusan Peter yang ceroboh. Villain tidak begitu menjadi "musuh" dari tokoh utama di sini.

Apalagi motivasi Sandman dan Lizard. Sandman di awal kemunculannya terlihat bekerja sama dengan Tom. Kemudian entah bagaimana cara berpikirnya dia akhirnya menjadi musuh Tom. Padahal motivasinya adalah ingin bertemu dengan anaknya. Lalu untuk apa dia menyerang Tom? Ga nyambung sama sekali. Sepertinya saya perlu menonton lagi untuk menemukan motivasinya Sandman.

4. Teknologi Iron Man sangat Imbalance

Setiap villain yang hadir di No Way Home berasal dari kesalahan eksperimen-eksperimen ilmiah tingkat advance yang dikerjakan dengan waktu yang lama. Tapi di No Way Home, berbekal lab stark mereka (Peters) bisa membuat serum untuk Lizard dan Goblin, penahan daya untuk Electro, pengubah partikel sandman, kontroler Dr. Octopus dalam waktu yang sangat singkat. Semudah itu para villain dinetralkan, yang semakin menekankan kalau villain di sini tidak terlalu penting.


Tidak hanya kritik, saya juga punya solusi.

Momen kemunculan Andrew dan Tobey bisa dibuat lebih epik. Seharusnya mereka masuk pada ketika para villain membelot dari Tom. Tom kewalahan menghadapi mereka bersamaan. Kemudian secara muncul Andrew dan Tobey menyelamatkan Tom dari serangan para villain. Tom tidak hanya cedera secara mental tapi juga fisik mulai berpikir untuk menyerah. Di sisi lain para villain sudah mulai berbuat onar.

Tom mulai melihat kedua pendahulunya tersebut sebagai mentor. Sambil menyembuhkan diri ia kemudian mulai mempelajari "With Great Powers Comes Great Responsibilities". Baru kemudian bekerja sama untuk menghadapi para villain.

Saya membayangkan jika itu yang terjadi bisa saja saya lompat dari kursi karena kegirangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenai Anime Monster (2004)

Trans Semarang dari Poncol ke UNDIP

The Lord Of The Ring dan Optimisme Akan Takdir